Sabtu, 21 Juli 2012

Marhaban Ya Romadhon

Dalam sejarah peradaban manusia, puasa ini dilakukan oleh hampir seluruh bangsa atau umat di dunia. Bangsa Mesir kuno, Tionghoa, Tibet, Yunani, Arab maupun Yahudi sejak dulu sudah mengenal puasa. Puasa juga dilakukan oleh hampir seluruh penganut agama, baik Islam, Kristen, Yahudi, Hindu, maupun Budha. Setiap bangsa atau umat melakukan puasa dengan motivasi, bentuk, macam, dan cara yang tentunya berbeda-beda.

Orang Yunani berpuasa sejurus sebelum pergi berperang. Sementara itu orang Roma berpuasa terutama jika diserang musuh untuk memperoleh kemenangan. Mereka percaya puasa akan menguatkan, karena mengajarkan kesabaran dan ketahanan, dua nilai yang diperlukan untuk kejayaan dalam perjuangan melawan musuh yang nyata dan nafsu yang tidak nyata.

Puasa juga dilakukan orang Cina purba supaya lebih tegar dalam menghadapi berbagai cobaan dan kesengsaraan, juga untuk menghemat bekal makanan.

Suku Indian di Amerika Utara berpuasa sebelum atau sedang dalam ikhtiar untuk mendapatkan visi.

Adat Mesir, Babylon purba dan beberapa suku di Peru sebelum zaman Columbus menganggap puasa sebagai satu cara untuk menebus dosa serta untuk menunjukkan kesedihan atas kesalahan yang telah dilakukan.


Kata puasa berasal dari bahasa Sansekerta “upawasa” yang berarti cara atau metode untuk mendekatkan diri pada Tuhan. Menurut kamus bahasa Indonesia, puasa artinya “menahan diri”. Puasa telah dipraktekkan sejak lama, bukan hanya oleh manusia, bahkan binatang dan tumbuh-tumbuhan pun melakukan puasa demi kelangsungan hidupnya.

Selama mengerami telur, ayam harus berpuasa. Ular berpuasa untuk menjaga struktur kulitnya agar tetap keras, terlindung dari sengatan matahari, dan terlindung dari duri hingga ia tetap mampu melata di permukaan bumi.

Ulat-ulat pemakan daun juga berpuasa agar dapat menjadi kupu-kupu dan menyerbukkan bunga-bunga. Di daerah subtropis (daerah dengan empat musim), banyak binatang berpuasa di dalam liangnya selama musim dingin.

Al An'aam

38. Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat (juga) seperti kamu...

Sungguh Alloh Maha Dahsyat dan Maha Berilmu...

Di samping puasa ditujukan untuk ibadah ritual, ternyata banyak manfaat lain yang bisa dipetik sewaktu menjalankannya, misalnya membersihkan racun tubuh. Demikian rangkuman dari berbagai penelitian, antara lain yang dilakukan oleh Prof. DR. Made Astawan (seorang ahli teknologi pangan dan gizi dari Institut Pertanian Bogor, IPB), Dr dr Ahmad Zainullah, SpP (seorang dokter ahli penyakit paru yang mendapat gelar doktor dengan disertasi tentang puasa di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Surabaya), dan dokter Shahid Athar, MD (seorang Profesor di
Fakultas Kedokteran Universitas Indiana).

Dengan berpuasa, seseorang dapat mengurangi beban kerja organ-organ tubuhnya, membersihkan tubuhnya dari berbagai jenis racun, dan membantunya dalam proses penyembuhan bermacam-macam penyakit.

Manfaat puasa ini dapat dijelaskan secara ilmiah dan medis. Lambung manusia secara ideal seharusnya mengandung padatan (makanan), cairan (minuman) dan udara untuk pernapasan masing-masing sepertiga bagian. Puasa bermanfaat untuk menyeimbangkan ketiga bagian tersebut karena dalam keadaan tidak berpuasa orang cenderung memenuhi lambungnya dengan makanan dan minuman. Metoda puasa ini bahkan sudah diterapkan di negara-negara maju sebagai salah satu upaya terapi untuk penyembuhan beberapa penyakit, khususnya penyakit akibat kelebihan makan (fasting therapy).

Di samping untuk menjaga keseimbangan lambung, manfaat lain dari puasa adalah untuk mengurangi senyawa toksik yang berasal atau terbawa oleh bahan makanan, misalnya lemak, nikotin, alkohol, kafein, dan monosodium glutamat (MSG). Dengan berpuasa, bahan-bahan beracun yang sudah masuk ke dalam tubuh serta mengganggu sel, jaringan dan organ dalam tubuh dapat dilepaskan.

wallahu a'lam