Sabtu, 06 Agustus 2016

Dakwah Memang Lembut, Tetapi JIHAD itu Keras!!

Islam adalah agama yang wasath,suasana yang dihadirkan olehnya memberikan keadilan dan rasa aman. Dan salah satu syariat yang dibebankan kepada pemeluknya untuk menciptakan suasana tersebut, adalah syariat Dakwah, dan syariat Jihad. Dakwah dan Jihad kadang disamaratakan pada masa kini, padahal ia jelas berbeda. Dakwah berfungsi memberikan pengajaran akan Islam kepada manusia,sedangkan Jihad - salah satunya berfungsi melindungi aktivitas Dakwah. Mereka yang berdakwah disebut Da’i,sedangkan mereka yang berjihad disebut Mujahid. Mereka yang berdakwah mendapatkan pahala yang banyak, sedangkan mereka yang berjihad mendapatkan pahala yang paling utama. Mereka yang berdakwah -kebanyakan- berpakaian rapi bersih dan menyerbakkan wewangian yang harum, sedangkan mereka yang berjihad kebanyakan- berpakaian kusut berdebu dan menyerbakkan aroma amis darah. Mereka yang berdakwah akan mendapatkan syahid di akhirat sedangkan mereka yang berjihad akan mendapatkan syahid di dunia. Dengan sebab lembutnya dakwah, akan banyak manusia yang mengerti islam, dengan sebab kerasnya jihad, akan banyak manusia yang akan tersentuh dakwah. Namun kuffar yang mengerti akan hal ini, berusaha memalingkan sebagian dari syariat ini. Mereka lalu mendidik menyekolahkan.dan menciptakan para pendakwah yang menyeru agar memadamkan api jihad, dengan syubhat bahwa dakwah adalah jihad, dan jihad hanyalah dengan dakwah - yang lembut-. Karena itu, tidaklah heran jika kita melihat pemuda islam pada masa ini tidak tahu akan betapa kerasnya Jihad, yang mana kerasnya jihad itu dapat membuat perbedaan besar terhadap lembutnya dakwah. Para pendakwah itu berusaha menutupi sejarah dan karakter para sahabat -yang paling mengerti Islam- dalam berjihad, para pendakwah itu tidak akan berani menceritakan kepadamu kisah-kisah ghazwah, mereka tidak akan berani memutar dan membaca surah At Tawbah, surah Muhammad, dan surah-surah Ayatus Saif lainnya. Mereka hanya mau menjelaskan tentang Zakat, tentang Nikah, tentang Sholat, tentang Puasa, itu-itu saja selama bertahun-tahun,mereka sengaja menyembunyikan sisi lain dari Islam. Umat Islam yang berkarater ksatria izzahnya begitu tinggi, derap langkahnya membuat bumi bergetar, suara lantangnya menebar rasa teror kedalam pengikut syaitan dari kalangan jin dan manusia. Sampai- sampai jika salah satu mukmin diketahui akan melewati jalan yang sama, mereka akan mengambil jalan lain agar tak berpapasan. Kini umat -bahkan para da’i- nya telah menjadi banci dan alay, para pemudanya hanya dijejali urusan nikah, belum lagi mereka yang hanya sibuk memikirkan kursi dan menjadi gila jika tak mendapatkannya,para mahasiswa nya ketika terjadi serangan kuffar mereka hanya berdemonstrasi,orasi mengumpulkan dana, lalu pulang dan tidur. Itu semua disebabkan oleh para pendakwah yang memutar balikkan prioritas ibadah, yang memadamkan api jihad, bahkan menyelewengkan potensi pemuda islam demi kepentingan dan ambisi pribadi. Hampir-hampir umat islam menjadi bahan tertawaan jika bukan karena kehadiran para mujahidin yang memecahkan kepala para pendakwah tersebut, para mujahidlah yang membangkitkan dan membangunkan kaum muslimin dalam tidurnya yang panjang, membuat mereka melihat sisi lain islam yang telah lama ditutupi oleh para pendakwah jahat tersebut. Inilah sisi lain dari Islam tersebut,sebuah karakter dari sebaik-baik generasi, sebuah role model pemuda islam, generasi rabbani, karakter umat terbaik yang dibentuk oleh Allah,bukan yang dibentuk oleh Amerika. Yakni keras terhadap orang-orang yang merusak Islam, memerangi Islam,dan merendahkan Islam! Adalah Abu Bakar Ash-Shiddiq Radiyallahu ‘anhu saat menulis surat kepada Khalid ibnul Walid Radiyallahu ‘anhu seraya menyemangatinya, saat datang berita kepada beliau bahwa Khalid menganggap besar Thulaihah dan orang-orang yang bersamanya, Beliau berkata: “hendaklah apa yang Allah karuniakan kepadamu menambah bagimu kebaikan, dan taqwalah dalam urusanmu karena sesungguhnya Allah beserta orang- orang yang bertaqwa dan orang- orang yang berbuat baik, tegarlah dalam urusan mu dan jangan lembek.dan janganlah kamu mendapatkan kesempatan menghajar orang musyrik melainkan kamu membabatnya! serta orang-orang yang engkau tangkap dari kalangan yang menentang Allah atau melawanNYA, dari kalangan yang engkau pandang bahwa dalam hal itu terdapa(kemungkinan) penyelesaian (baik-baik) maka bunuhlah!” Maka Kholid radhiyallahu ‘anhum. pun mengejar-ngejar mereka satu bulan seraya membalaskan dendam kaum muslimin yang dibunuh mereka yang berada di antara mereka saat mereka murtad, diantara mereka ada yang Kholid bakar dengan api, ada juga yang ia hancurkan kepalanya dengan batu, dan di antara mereka ada yang dijatuhkan dari atas gunung, kemudian Kholid memanggil Malik Ibnu Nuwairoh dan ia kabarkan kepadanya tentang apa yang muncul darinya, berupa sikap mengikuti Sajah – orang yang mengaku nabi- dan sikap dia menolak memberikan zakat, dan Kholid berkata: “Apa kamu tidak tahu bahwa ia (zakat sama wajibnya) dengan sholat?” Maka ia berkata: “Sesungguhnya sahabat kamu mengklaim itu.” Maka Kholid berkata, “Apa dia sahabat saya dan bukan sahabatmu?, hai Dhirar penggal lehernya !”. Maka ia menebas lehernya, kemudian beliau perintahkan agar kepalanya disertakan dengan jarin (alas jemur kurma) dan dimasak pada tiga periuk. Semua ini, agar mengambil pelajaran dengannya orang yang mendengar berita mereka, yaitu orang-orang Arab yang murtad. Sehingga Kholid ibnul Walid r.a. jelas adalah sebagai pedang Allah terhadap musyrikin dan murtaddin,dimana Ash Shidiq radhiyallahu ‘anhum menugaskannya untuk memerangi mereka, sehingga lega dan melegakan. Inilah Zaid ibnul Khoththob radhiyallahu ‘anhum dalam peperangan melawan ahlul Yamamah, beliau menyemangati para sahabat untuk terus memerangi seraya berkata: “Hai manusia, gigitkan geraham kalian,pukul mundur musuh kalian dan terus maju ke depan!” Ini juga putera Abu Quhafah Ash Shidiq radhiyallahu ‘anhum, berkata : “Bakarlah Fuja’ah di Baqi!”, sebelumnya ia (Fuja’ah) datang kepadanya, terus ia mengklaim bahwa ia telah masuk Islam dan meminta beliau agar menyiapkan pasukan bersamanya untuk memerangi kaum murtaddin, maka beliaupun menyiapkan bersama pasukan, dan tatkala sudah jadi maka ia (Fuja’ah) –dan pasukan yang dibawanya tersebut- tidak melewati seorang muslim pun dan orang murtad melainkan ia membunuhnya dan mengambil hartanya –semuanya, dengan ngawur-. Tatkala Ash Shiddiq mendengar berita itu, maka beliau mengirim pasukan di belakangnya – untuk menangkap Fuja’ah-, kemudian pasukan itu membawa dia (Fuja’ah),dan tatkala beliau menguasainya maka beliau mengirim dia ke Baqi’, terus kedua tangannya diikat ke belakangnya dan kemudian dilemparkan ke dalam api dan membakarnya sedang ia (Fuja’ah) tertelungkup. Ini juga Ali Ibnu Abi Tholib radhiyallahu ‘anhum, saat beliau memberikan support sahabat untuk memerangi khowarij, musuh-musuh Allah, maka sahabat tidak memperlambat diri sedikitpun dalam hal itu. Dan apa yang beliau lakukan terhadap syi’ah adalah dalil yang paling nyata terhadap sikap ini, dimana beliau menyalakan api besar dan melemparkan mereka di dalamnya. Sungguh para sahabat radhiyallahu ‘anhum, itu memiliki sikap kasar terhadap kaum murtaddin dan sikap cemburu terhadap dien ini, dan andai kata mereka berada pada zaman ini tentu mereka tidak akan duduk walau sebentar atau libur sesaat dari memerangi mereka atau membabat mereka. Maka inilah para mujahidin ber’azzam kuat untuk menghidupkan sunnah mereka, mereka terus berperang,membunuh, memenggal, mencincang musuh-musuh Allah dan bersikap kasar terhadap mereka sebagaimana apa yang dilakukan oleh As Sabiquun al Awwaluun (kelompok awal umat ini yang terdahulu masuk Islam) terhadap orang-orang yang keluar dari ajaran Robbul ‘aalamiin; “Demi Allah seandainya kami mendapatkan sunnah lain tentang dahsyatnya qital dan terror bagi musuh yang belum kami ketahui, tentu kami akan bergegas mengamalkannya dan menghidupkannya sehingga kami benar benar salafiyyin sesungguhnya, Dan sungguh, seandainya sekelompok kaum muslimin menolak membayar Zakat, maka para mujahidin lah yang terdepan untuk memerangi dan membunuh mereka!” Dan tergolong at tabi’iina lahum bi ihsan (orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik) yang Allah ridho kepada mereka dan mereka ridho terhadapNYA, serta DIA persiapkan bagi mereka jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai seraya mereka kekal selama-lamanya di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar. Jadi, operasi-operasi(jihad) yang dilakukan ikhwan mujahidin hafidzohumullah(semoga Allah menjaga mereka) di banyak tempat berupa peledakan dan penghancuran berbagai markas thoghut-thoghut yang kokoh, auliyaa (wali-wali, mitra, koalisi, sekutu) mereka dan kaki tangannya dan juga tempat-tempat kerusakan dan kemungkaran, membakarnya dan memberikan pelajaran terhadap para pelakunya yang memungkinkan untuk menghabisi kaum murtaddin dan memukul mereka secara telak, adalah bukti terbesar atas sikap kasar kaum mujahidin terhadap orang-orang yang keluar dari dien ini dan bukti bahwa mereka itu mencontoh para pendahulu mereka yang sholeh, sebagaimana firman Allah Ta’ala: “Tidak patut bagi seorang Nabi mempunyai tawanan sebelum ia dapat melumpuhkan musuhnya di muka bumi.” (QS. Al Anfaal : 67). Dan sungguh mujahidin belum melakukan pembunuhan seperti yang dilakukan para sahabat radhiyallahu ‘anhum., dimana mereka para sahabat radhiyallahu ‘anhum . telah membunuh pada perang Yamamah melawan Bani Hanifah sekitar 10.000 tentara, dan ada yang mengatakan 21.000 tentara, da di satu hari membunuh 14.000 orang, 7000 di waktu pagi dan 7000 lagi di waktu sore. Dan perhatikanlah saat Abu Bakar radhiyallahu ‘anhum., memanggil Kholid ibnu Walid, maka Kholid pun datang ke Madinah dengan mengenakan baju besinya yang berkarat karena banyak terkena darah, dan pada sorbannya beliau tancapkan anak panah yang berlumuran darah. Begitu juga Ali ibnu Abi Tholib radhiyallahu ‘anhum p ada masa kekhalifahannya beliau dalam satu peperangan membunuh 4000 orang Khowarij dan tidak selamat darinya kecuali 400 orang, dimana para sahabat tidak bisa menemukan jasad pimpinan Khawarij karena banyaknya mayat yang bertumpuk satu sama lain, dan begitu pula kepala-kepala mereka diambil dan diletakkan di jalanan menuju masjid Al Kabiir di Damaskus. Inilah karakter sahabat radhiyallahu ‘anhum., jalan mereka, dan manhaj mereka bagi orang-orang yang ingin menjadi salafy sebenarnya, bahkan ia adalah jalan Nabi shalallah alahi wassalam. Dan dengan ini Allah Ta’ala memerintahkannya dalam surat At Taubah dan At Tahrim. Dia berfirman: “Hai Nabi, perangilah orang-orang kafir dan orang-orang munafiq, dan bersikap keraslah terhadap mereka. Tempat mereka adalah neraka jahannam dan itu adalah seburuk- burukny a tempat kembali.” (QS. At Tahrim : 9). Dan ia adalah sifat mukminin yang jujur yang sabar lagi berjalan di atas manhaj ini, Allah Ta’ala berfirman tentang mereka: “Muhammad itu adalah utusan Allah,dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu melihat mereka ruku’ dan sujud….” (QS. Al Fath: 29) Sungguh ini hanyalah sedikit dari banyaknya kisah kerasnya Jihad.. (Dan kamu sungguh akan mengetahui (kebenaran) berita ini setelah beberapa waktu lagi.) Wa subhaanallahi wal hamdu lillah walaa ilaaha illallaahu wallahu Akbar.

Agar Harta Anda Pasti Aman

Ibnu Mas'ud radhiallahu 'anhu berkata : مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمْ أَنْ يَجْعَلَ كَنْزَهُ فِي السَّمَاءِ حَيْثُ لاَ يَأْكُلُهُ السُّوْسُ وَلاَ يَنَالُهُ السُّرَّاقُ فَلْيَفْعَلْ، فَإِنّ قَلْبَ الرَّجُلِ مَعَ كَنْزِهِ "Barangsiapa yang mampu untuk meletakkan harta simpanannya di langit -sehingga tidak dimakan oleh ulat, dan tidak pula bisa disentuh para pencuri-maka lakukanlah, karena hati seseorang bersama harta simpanannya" (Al-Fawaaid karya Ibnul Qoyyim rahimahullah hal 159) Nasehat yang berharga agar menyimpan harta di langit yaitu dikeluarkan untuk di jalan Allah dengan disedekahkan atau diwakafkan atau semua yang diridoi oleh Allah. Karena jika telah dikeluarkan sesuai yang diridoi Allah maka harta telah menjadi aman, tidak usah dipikirkan lagi, pasti terjaga hingga di akhirat kelat. Adapun jika harta masih di simpan maka akan menjadi beban pikiran, takut rusak dimakan ulat -jika berupa tumbuhan-, atau dicuri, atau, bangkrut, atau berkurang, dll.

⚡️SEMAKIN JELAS MENUJU ARAH KEHANCURANNYA.⚡️

⚠️Hari ini mungkin belum dapat pelayanan utuh sebagaimana 6 agama yang diakui. Tapi nanti, AKAN ADA SPESIALISASI 👎👎👎👎👎👎👎 PEMERINTAH AKUI YAHUDI SEBAGAI AGAMA SAH DAN DI IJINKAN BERKEMBANG DI INDONESIA 📖AntiLiberalNews– Kepala Pusat Kerukunan Umat Beragama Kementerian Agama Ferimeldi menegaskan bahwa Pemerintah Indonesia mengakui keberadaan agama Yahudi di Indonesia dan bebas menjalankan ajaran agamanya. “Pemerintah tidak hanya mengakui enam agama, tetapi juga agama-agama yang lain. Yang lain itu, seperti Yudaisme, dibiarkan apa adanya,” ujar Ferimeldi, seperti dilansir Islamedia dari CNN Indonesiacom, Rabu(3/8/2016). Meskipun mendapatkan pengakuan keberadaan, pemeluk agama Yahudi tidak akan mendapatkan pelayanan dari negara seperti yang diterima pemeluk agama Islam, Kristen Protestan, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu. Ferimeldi mengungkapkan bahwa keberadaan agama ataupun aliran kepercayaan selain 6 agama resmi itu dilindungi dalam pasal 29 ayat 2 UUD 1945. “Sepuluh macam hak yang diatur konstitusi melalui Bab XA, juga melekat pada para penganut Yudaisme.